Expedisi Rasau Jaya

Buteg... semingguan kemaren melototi layar monitor melulu, berkutat dengan gambar, huruf, data dan angka membuat mata semakin minus, Otak udah blank... haaaaa.... solusinya mancing.

Apa daya, bulan tua, bokek menghampiri. Untuk meminta bantuan dana dari bendahara rumah tangga rasanya ngga mungkin, alasan apa lagi??? jadi??? Keliling-keliling pinggiran kota ajalah, mana tahu ada gabus nogol di parit.

St4ike juga akhirnya

Jam 9 pagi persiapan matang. Cukup bawa satu joran, dua rell dan amunisi seadanya. Rokok 2 bungkus, duit 20 rebu  perak, bensin masih full tank. Begitu ditanya mau mancing kemana, aku menjawab mancing di tempat biasa hahahahahaha...

Sampai di persimpangan Bandara Supadio, tanya sama anak sekolahan arah mana menuju ke rasau jaya. berbekal pentujuk arah tadi aku meluncur sambil menikmati pemandangan kiri kanan jalan, dimulai dari ruko-ruko kecil, toko bangunan dan sebagainya, sampai sungai yang airnya hitam. terbersit hasrat di hatiku untuk singgah sejenak buat melempar lure, tapi kuurungkan niatku, ada baiknya nanti saja sepulang dari rasau jaya. 

Sampai di Dermaga, aku singgah sejenak tanpa mematikan mesin motor, Aku terkagum-kagum menyaksikan luasnya sungai, karena lebih lebar dari sungai dimana biasanya aku mancing ikan juara. Setelah puas menikmati suasana dermaga, aku putar haluan, singgah ke salah satu warung minuman di deretan ruko. Pesan kopi lantas sms kesana kemari. berhubung handsetku cuman hadset murahan, aku ngga bisa buka FB untuk melaporkan status tebaru, jadinya pura-pura sibuk nelpon ke sana kemari... hihihihiihiii...

Setelah istirahat kurasa cukup, Aku cabut dari warung. Baru beberapa puluh meter dari warung tadi mataku melihat spot yang kuanggap berpotensi di huni si gabus incaranku. Sebuah parit lebar dengan tumbuhan yang aku ngga tau apa namanya memenuhi separo badan parit, sepertinya baru habis dibersihkan. Aku singah, lantas setting piranti. Kali ini pilihanku jatuh pada si kodok kuning yang kemaren mocel terus di jalan trans kalimantan. 

lempar ke tempat yang tak ada tumbuhan airnya beberapa kali, nihil. Aku lantas berpindah agak maju sedikit ke tepi parit. lempar lagi ke arah tumbuhan air yang bergelombol. Pada lemparan ketiga, si kodok kuning mendapat sambaran ganas dari dalam air. Aku menahan nafas sejenak, kemudian... getak.... Alhamdulillah, Akhirnya si Gabus nyagkut juga. Perlahan kuucal rell Captain Pt 2000 kesayangaku, si gabus melawan sekuat tenaga. Setelah beberapa kali ucal lagi, si Gabuspun mendarat di tepi parit.

Jeprat-jepret sejenak, sambil nunggu jalanan sepi, maklum, siang-siang, bawa pancing, foto-foto sendiri ditepi jalan??? beruntung aku ngga sampai berteriak-teriak kegirangan sendirian... hahahahahahah... Setelah si gabus aman dalam kantong plastik dan tergantung manis di motor. Aku bergerak ke parit sebelahnya, Sampai di satu titik dimana pertemua 3 cabang parit yang hanya menyisakan sedikit ruang terbuka untukku melempar lure. Dua kali lempar, kembali si kodok di sambar, lebih ganas dari yang tadi. Ku getak dan... strike lagi... Senang bukan main, karena sejak dari pulkam beberapa waktu yang lalu, baru trip kali ini si kodok ini hook up sempurna, Rupanya, kalo udah ditelan sama si gabus, tahan sejenak, getak aja... ga usah ragu... hehehehe... kebetulan gabusnya lumayan gede, atau lagi laper buanget kali.....

Dua gabus udah aman dalam kantong plastik, besarnya lumayan, jadi memang ngga ada niatan di hati untuk merealesenya... maaf para suhu castinger, para pencinta lingkungan... ini bener2 strike yang aku tunggu-tunggu. Insya Allah, strike gabus berikutnya akan ku lepas lagi, karena penasaranku udah terobati. 

Perjalanan aku lanjutkan, perjalanan pulang tentunya, dengan senjata siap tempur. Singgah di parit-parit lempar sana lempar sini. namun ngga ada lagi strike yang aku dapat. Sampai Jalam Ahmad yani, sekali lagi ku lempar lure. namun ngga ada yang nyenggol. Aku kemas piranti lantas ngacir dengan perasaan senang...